2 Mei 2012

MAKALAH: PEMBINAAN KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL


BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Pendidikan adalah sadar, dilaksanakan secara teratur dan berencana untuk menyiapkan peserta didik melalui berbagai kegiatan baik berupa bimbingan, pengajaran maupun latihan agar peserta didik dapat berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Adanya rancangan kurikulum merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Kurkulum juga merupakan  bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran di sekolah yang tidak memiliki kurikulum.
Dengan berpedoman pada kurikulum interaksi pendidikan antar guru dan siswa berlangsung. Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembinaan kurikulum pendidikan nasional.
             
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana kedudukan kurikulum dalam pendidikan ?
2.    Apa saja kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kurikulum ?
3.    Bagaimana pembinaan kurikulum pendidikan dasar ?
4.    Bagaimana pembinaan kurikulum pendidikan menengah ?
5.    Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum ?
C. Tujuan Penulisan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam makalah adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui  kedudukan kurikulum dalam pendidikan
2.    Untuk mengetahui kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kurikulum
3.    Untuk mengetahui pembinaan kurikulum pendidikan dasar
4.    Untuk mengetahui pembinaan kurikulum pendidikan menengah
5.    Untuk mengetahui permasalahan pembinaan dan pengembangan kurikulum
D. Metode Penulisan
            Adapun metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara study pustaka, yaitu mempelajari buku-buku yang kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi dan data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian informasi dengan melalui jalur internet.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik. Interaksi ini berjalan tanpa rencana tertulis. Orang tua sering tidak mempunyai rencana yang jelas dan rinci kemana anaknya akan diarahkan. Dalam kehidupan keluarga, interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat, setiap kali orang tua bertemu, berdialog, bergaul dan bekerjasama dengan anak-anaknya. Karena sifat-sifatnya yang tidak formal, tidak memiliki rancangan yang konkrit dan ada kalanya tidak disadari, maka pendidikan dalam lingkungan keluarga disebut pendidikan informal. Pendidikan tersebut tidak memiliki kurikulum formal dan tertulis.
Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan. Ia telah mempelajari ilmu, keterampilan, dan seni sebagai guru. Guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dengan rencana dan persiapan yang matang. Mereka mengajar dengan tujuan yang jelas, bahan-bahan yang telah disusun secara sistematis dengan rinci, dengan cara dan alat-alat yang telah dipilih dan dirancang secara cermat. Di sekolah, guru melakukan interaksi pendidikan secara berencana dan sadar. Dalam lingkungan sekolah telah ada kurikulum formal, yang bersifat tertulis. Guru-guru melaksanakan tugas pendidik secara fomal, karena itu pendidikan yang dilakukan di sekolah sering disebut pendidikan formal.
Dalam lingkungan masyarakat, terjadi pula berbagai bentuk interaksi pendidikan, dari yang formal yang mirip dengan pendidikan di sekolah dalam bentuk kursus-kursus, sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah, sarasehan dan pergaulan kerja. Interaksi pendidikan yang berlangsung di masyarakat, yang memililki rancangan dan dilaksanakan secara formal, sebenarnya dapat dimasukkan dalam kategori pendidikan formal. Interaksi yang rancangan dan pelaksanaanya kurang formal dapa disebut sebagai pendidikan kurang formal (less formal). Karena ada variasi itu, para ahli pendidikan masyarakat menyebut istilah pendidikan luar sekolah bagi pendidikan yang brlangsung di masyarakat.
Pendidikan formal memilki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pendidikan non formal dalam lingkungan keluaga, diantaranya:
1.    Pendidikan formal di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan keterampilan.
2.    Pendidikan di sekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam.
3.    Karena memiliki rancangan dan kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan di sekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis dan lebih disadari.
Adanya rancangan atau kurikulum formal dan tertulis merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan sekolah dan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson (1967, hal. 130) kurikulum “prescribes (or at leas anticipates) the result of instruction”. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan.

B. Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
Dalam upaya melaksanaan pendidikan nasional, pemerintah bersama masyarakat telah berusaha melakukan pembinaan dalam berbagai aspek, antara lain melalui program pembinaan dan pengembangan kurikulum dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Pembinaan kurikulum pendidikan nasional khususnya pendidikan dasar dan menengah, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud dalam makalahnya pada Konvensi Nasional di IKIP Bandung 26-29 Juli 1988 menjelaskan beberapa kebijaksanaan, pokok pendidikan dasar dan menengah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum. Kebijaksanaan tersebut antara lain:
1.    Meningkatkan pembudayaan sikap hidup dan prilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
2.    Meningkatkan mutu kemampuan, kecerdasan, keterampilan, rasa pecaya diri serta menumbuhkan sikap dan prilaku yang inovatif dan kreatif peserta didik dalam mewujudkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
3.    Meningkatkan relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi serta kebutuhan pembangunan.
4.    Meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan untuk menjamin teracapainya tujuan pendidikan.
Adapun langkah-langkah kebijaksaan pembangunan pendidikan dasar dan menengah, kususnya dalam upaya pembinaan dan pengembangan kurikulum, adalah sebagai berikut:
1.    Dalam rangka meningkatkan pembudayaan sikap hidup sesuai dengan nilai-nilai Pancasila ditempuh langkah-langkah:
a.    Melanjutkan usaha pendidikan Pancasila yang meliputi peningkatan p4, Pendidikan Moral Pancasila (PMP), Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dengan upaya penyempurnaan materi, metode penyajian dan evaluasi.
b.    Peningkatan pendidikan agama pada setiap jenjang dan jenis pendidikan, antara lain melalui pengadaan buku dan sarana penunjang lainnya dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c.    Meningkatkan pembinaan kesiswaan melaui jalur OSIS, latihan kepemimpinan siswa.
2.    Dalam rangka meningkatkan mutu kemampuan, kecerdasan, dan keterampilan peserta didik, ditempuh langkah-langkah:
a.    Pemantapan kurikulum pada tingkat pendidikan dasar dan menengah melalui penyempurnaan bahan/materi pelajaran untuk lebih meningkatkan relevansi pendidikan.
b.    Penyempurnaan metode atau alat untuk lebih meningkatkan minat dan peranan siswa dalam proses belajar mengajar.
c.    Meningkatkan kualififkasi tenaga kependidikan melalui penataran.
3.    Dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, ditempuh langkah-langkah:
a.    Memantapkan pelaksanaan kurikulum muatan lokal bagi SD sesuai dengan keadaan daerah lingkungan.
b.    Melanjutkan pengadaan alat dan  ruang keterampilan.
c.    Pendidikan kejurusan terus di tingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan potensi sumber daya dan kebutuhan daerah melalui pendidikan/latihan.
4.    Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan, ditempuh dengan langkah-langkah:
a.    Peningkatan koordinasi antar satuan kerja pengelolaan pendidikan
b.    Peningkatan efesiensi dan efektivitas pengelolaan yang meliputi unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan program serta peningkatan sistem informasi.
                                        
C. Pembinaan Kurikulum Pendidikan Dasar
      a)   Kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK)
     1. Tujuan
Tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional, yang terdiri atas:
a)    Meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yangg diperlukan anak untuk hidup di lingkungan masyarakat.
b)    Memberikan bekal kemampuan dasar untuk memasuki jenjang Sekolah Dasar.
c)    Memberikan bekal untuk mengembangkan diri sesuai dengan azas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.
   2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Aspek-aspek yang dikembangkan di TK mencakup kepribadian, bahasa, kecerdasan, jasmani, sosial emosional dan moral. Aspek tersebut dikembangkan melalui bidang pengembangan, yaitu;
a)    Pendidikan moral pancasila
b)    Kemampuan berbahasa
c)    Pengetahuan
d)    Daya cipta
e)    Jasmani dan Kesehatan
Sistem penyajian belajar di TK menggunakan prinsip belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar. Dengan demikian seluruh kegiatan pengembangan anak di TK dilaksanakan melalui kegiatan bermain dengan menggunakan metode belajar mengajar yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan anak.
Di samping dalam pelaksanaannya guru diberi kebebasan, untuk memilih metode belajar mengajar dan sarana belajra yang sesuai. Dengan memilih metode yang bervariasi akan membantu guru untuk mencapai tujuan yang optimal.
b)   Kurikulum Sekolah Dasar (SD)
       1. Tujuan
Tujuan pendidikan Sekolah Dasar merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional yang terdiri atas:
a)    Mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri.
b)    Memberikan bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tinngkat yang lebih tinggi.
c)    Memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat.
   2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian.
      a)  Materi sudah di sederhanakan/dipilih materi yang esensial.
      b)  Pendidikan diuasahakan berorientasi kepada lingkungan.
c)   Kurikulum Sekolah Luar Biasa (SLB)
      1. Tujuan
a)    Sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional, maka pendidikan bagi anak cacat juga berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti serta memperkuat kepribadian.
b)    Tujuan umum Sekolah Luar Biasa, sebagaimana ditetapkan dalam kurikulum agar lulusannya:
a.    Memiliki sifat dan dasar sebagai warrga negara yang baik.
b.    Sehat jasmani dan rohaninya.
c.    Memiliki pengetahun, keterampilan dan sikap yang diperlukan.
    2. Materi pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Mengingat jenis kecacatan, tetap diperlukan pemberian pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai kebutuhan sebagai kebutuhan khusus.
Pelaksanaan kurikulum Sekolah Luar biasa memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak didik untuk memperoleh pendidikan yang lebih sesuai dengan bakat, minat, kemampuan menurut kelainan dan keutuhan lingkungan serta pembangunan nasional. Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan kurikulum tersebut bergantung pasa jenis kecacatan/berkelainan.

D. Pembinaan Kurikulum Pendidikan Menengah
      a) Kurikulum SMP
          1. Tujuan
Tujuan pendidikan SMP merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional yang terdiri atas:
a)    Mendidik siswa untuk menjadi manusia pembangunan sebagai  waraga Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
b)    Memberikan bekal kemampuan yang diperlukan siswa untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
c)    Memberikan bekal kemampuan dasar untuk memasuki kehidupan di masyarakat.
   2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Proram pemdidikan pada kurikulum SMP terdiri ataas:
a)    Program Pendidikan Umum, terdiri atas bidang studi: Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kesenian, Pendidikan Moral Pancasila.
b)    Program Pendidikan Akademis, terdiri atas bidang studi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Matematika.
c)    Program Pendidikan Keterampilan. Program ini hanya satu bidang studi yaitu bidang studi pendidikan keterampilan, yang wajib diikuti oleh semua siswa.
Penilaian dilakukan secara berkesinambungan, terus-menerus dan berencana. Penilaian meliputi proes belajar dan hasil belajar, serta cara penilaian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai bentuk, baik tulisan, lisan maupun perbuatan.
b)   Kurikulum  Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama
      1. Tujuan
a)    Mendidik siswa agar menjadi manusia seutuhnya berdasarkan Pancasila.
b)    Memberikan kemampuan siap kerja kepada siswa sebagai tenaga kerja tingkat pelaksana sesuai dengan kemampuannya untuk berperan secara aktif dalam masyarakat.
c)    Memberikan bekal kepada siswa guna mengembangkan dirinya, baik untuk memperdalam atau mengembangkan keterampilan kejuruannya.
    2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Mata Pelajaran Dasar Kejuruan (MPDK) terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang nama dan bobotnya sesuai dengan keperluan untuk mendukung program pilihan yang bersangkutan.
Proses belajar mengajar lebih banyak mengacu pada bagaimana siswa belajar,  memperhatikan kecepatan belajar siswa.
Penilaian dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus untuk keperluan peningkatan proses maupun hasil belajar.
c)   Kurikulum SMA
      1. Tujuan
a)    Memberikan bekal kemampuan bagi siswa yang akan terjun ke dunia kerja.
b)    Memberikan bekal kapada siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
  2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
     a)  Program Inti
Program inti dalam kurikulum SMA mencakup mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Moral Pancasila, Bahasa dan Sastra Indonesia, Geografi, Olahraga, Seni, Matematika, Biologi, Fisika, Kimia dan Bahasa Inggris.
    b)  Program Khusus
Terdiri atas 2 jenis:
1.    Program A adalah program yang dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi, antara lain: Program ilmu-ilmu fisika, Program ilmu-ilmu biologi, Program ilmu-ilmu sosial, dan Program pengetahuan budaya.
2.    Program B adalah program yang di maksudkan sebagai sarana untuk menampung minat dan bakat siswa untuk mendalami berbagai bidang kehidupan di masyarakat.
Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan lebih banyak mengacu kepada bagaiman seoarang bealajar. Kegiatan penilaian terutama diarahkan pada upaya untuk menentukan seberapa jauh tujuan-tujuan maupun proses belajar mengajar.
d)  Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA)
     1. Tujuan
a)    Memberikan bekal kemampuan siap kerja kepada siswa, sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh dunia kerja
b)    Memberikan bekal kepada siswa guna mengembangkan dirinya untuk memperdalam keterampilan kejuruannya.
2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Program pendidikan SMKTA yaitu program pendidikan yang berorientasi pada pekerjaan yang berkaitan dengan:
a.    Bidang rekaya disebut Kelompok Rekayasa
b.    Bidang usaha dan perkantoran disebut Kelompok Usaha dan Perkantoran
c.    Bidang kesehatan dan masyarakat disebut Kelompok Kesehatan dan Kemasyarakatan
d.    Bidang kerumahtanggaan disebut Kelompok Kerumahtanggaan
e.    Bidang seni budaya disebut Kelompok Budaya

E. Permasalahan Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah menghadapi 2 masalah pokok, yaitu:
1.    Permasalahan yang berkaitan dengan kurikulum tertulis
Yang dimaksud dengan kurikulum tertulis adalah seperangkat pengaturan, seperti: landasan program, Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar. Masalah yang dihadapi adalah:
a.    Kurikulum selalu tertinggal dari kemajuan ilmu dan tekhnologi
b.    Kurikulum sulit mengadakan antisipasi terhadap perkembangan kehidupan masyarakat yang selalu berubah
c.    Sulitnya penyusunan kurikulum yang standar karena perbedaan tingkat mutu pendidikan/kecerdasan antar daerah
d.    Tidak mudah memilih materi kurikulum yang tepat untuk mendukung berbagai tujuan yang telah ditetapkan sesuai kemampuan dan perkembangan jiwa anak
2.    Permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum
a.    Besarnya sasaran pembinaan pendidikan dasar dan menengah tidak mudah mencukupi keperluan sarana/alat pendukung untuk melaksanakan kurikulum, antara lain buku kurikulum, buku pelajaran, alat peraga.
b.    Kurangnya jumlah dan mutu tenaga supervisi serta fasilitas pendukung
c.    Sistem penataran guru dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk melaksakan kurikulum pendidikan nasional belum mantap
d.    Belum terciptanya kondisi yang kondusif yang memberi kemungkinan para pelaksana pendidikan untuk melaksakan tugasnya secara kreatif, inofatif dan bertanggung jawab.
Untuk menangani permasalahan tersebut, maka diambil langkah-langkah kebijaksaan sebagai berikut:
1.    Kurikulum pendidikan nasional harus  menjamin terselenggaranya sistem pendidikan yang dapat:
a.    Memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa
b.    Mempersiapkan warga negara untuk dapat melaksanakan hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga negara
c.    Mewujudkan budaya bangsa dan memperkuat identitas nasional
d.    Menumbuhkan kemampuan nasional untuk mengembangkan ilmu dan tekhnologi
e.    Meningkatkan mutu kehidupan dan lingkungan masyarakat Indonesia
2.    Kurikulum pendidikan nasional memperhatikan tingkat perkembangan jiwa, kecerdasan peserta didik.
3.    Perlu diciptakan sistem informasi yang dapat mengkomunikasikan perkembangan pelaksanaan kurikulum pada berbagai daerah di seluruh tanah air.
4.    Mencukupi fasilitas pendukung pelaksana kurikulum, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson (1967, hal. 130) kurikulum “prescribes (or at leas anticipates) the result of instruction”. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan.
langkah-langkah kebijaksaan pembangunan pendidikan dasar dan menengah, kususnya dalam upaya pembinaan dan pengembangan kurikulum, adalah sebagai berikut:
1.    Dalam rangka meningkatkan pembudayaan sikap hidup sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2.    Dalam rangka meningkatkan mutu kemampuan, kecerdasan, dan keterampilan peserta didik.
3.    Dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi.
4.    Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.
Langkah-langkah yang di laksanakan dalam menangani permasalahan kurikulum:
1.    Kurikulum pendidikan nasional harus  menjamin terselenggaranya sistem pendidikan Meningkatkan mutu kehidupan dan lingkungan masyarakat Indonesia
2.    Kurikulum pendidikan nasional memperhatikan tingkat perkembangan jiwa, kecerdasan peserta didik.
3.    Perlu diciptakan sistem informasi yang dapat mengkomunikasikan perkembangan pelaksanaan kurikulum pada berbagai daerah di seluruh tanah air.
4.    Mencukupi fasilitas pendukung pelaksana kurikulum, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.

B. Saran
Sebagai seorang pendidik, harus mampu mengembangkan kurikulum dalam pendidikan dengan sebaik-baiknya. Karena kurikulum merupakan syarat mutlak bagi sebuah pendidikan. Disamping itu, komponen-komponen utama dalam kurikulum juga harus di perhatikan, mulai dari tujuan, bahan ajar, metode, alat dan penilaian disusun secara sistematis.

DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: CV Sinar Baru.


Tidak ada komentar: