PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Pendidikan
adalah sadar, dilaksanakan secara teratur dan berencana untuk menyiapkan
peserta didik melalui berbagai kegiatan baik berupa bimbingan, pengajaran
maupun latihan agar peserta didik dapat berperan dengan sebaik-baiknya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adanya
rancangan kurikulum merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Kurkulum juga
merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari pendidikan atau pengajaran. Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk
pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran di sekolah yang tidak memiliki
kurikulum.
Dengan
berpedoman pada kurikulum interaksi pendidikan antar guru dan siswa
berlangsung. Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
pembinaan kurikulum pendidikan nasional.
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar
belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
kedudukan kurikulum dalam pendidikan ?
2. Apa saja
kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kurikulum ?
3. Bagaimana
pembinaan kurikulum pendidikan dasar ?
4. Bagaimana
pembinaan kurikulum pendidikan menengah ?
5. Permasalahan
apa saja yang dihadapi dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam makalah
adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui kedudukan kurikulum dalam
pendidikan
2. Untuk
mengetahui kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kurikulum
3. Untuk
mengetahui pembinaan kurikulum pendidikan dasar
4. Untuk
mengetahui pembinaan kurikulum pendidikan menengah
5. Untuk
mengetahui permasalahan pembinaan dan pengembangan kurikulum
D. Metode Penulisan
Adapun
metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara study pustaka, yaitu
mempelajari buku-buku yang kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi
dan data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian
informasi dengan melalui jalur internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan
Pendidikan
berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu
peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.
Dalam
lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai
pendidik dan anak sebagai peserta didik. Interaksi ini berjalan tanpa rencana
tertulis. Orang tua sering tidak mempunyai rencana yang jelas dan rinci kemana
anaknya akan diarahkan. Dalam kehidupan keluarga, interaksi pendidikan dapat
terjadi setiap saat, setiap kali orang tua bertemu, berdialog, bergaul dan
bekerjasama dengan anak-anaknya. Karena sifat-sifatnya yang tidak formal, tidak
memiliki rancangan yang konkrit dan ada kalanya tidak disadari, maka pendidikan
dalam lingkungan keluarga disebut pendidikan informal. Pendidikan tersebut
tidak memiliki kurikulum formal dan tertulis.
Pendidikan
dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik di
sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan. Ia telah mempelajari
ilmu, keterampilan, dan seni sebagai guru. Guru melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik dengan rencana dan persiapan yang matang. Mereka mengajar dengan
tujuan yang jelas, bahan-bahan yang telah disusun secara sistematis dengan
rinci, dengan cara dan alat-alat yang telah dipilih dan dirancang secara
cermat. Di sekolah, guru melakukan interaksi pendidikan secara berencana dan
sadar. Dalam lingkungan sekolah telah ada kurikulum formal, yang bersifat
tertulis. Guru-guru melaksanakan tugas pendidik secara fomal, karena itu
pendidikan yang dilakukan di sekolah sering disebut pendidikan formal.
Dalam
lingkungan masyarakat, terjadi pula berbagai bentuk interaksi pendidikan, dari
yang formal yang mirip dengan pendidikan di sekolah dalam bentuk kursus-kursus,
sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah, sarasehan dan pergaulan
kerja. Interaksi pendidikan yang berlangsung di masyarakat, yang memililki
rancangan dan dilaksanakan secara formal, sebenarnya dapat dimasukkan dalam
kategori pendidikan formal. Interaksi yang rancangan dan pelaksanaanya kurang
formal dapa disebut sebagai pendidikan kurang formal (less formal). Karena ada
variasi itu, para ahli pendidikan masyarakat menyebut istilah pendidikan luar
sekolah bagi pendidikan yang brlangsung di masyarakat.
Pendidikan
formal memilki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pendidikan non formal
dalam lingkungan keluaga, diantaranya:
1. Pendidikan
formal di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya
berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan
keterampilan.
2. Pendidikan
di sekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam.
3. Karena
memiliki rancangan dan kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan di
sekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis dan lebih disadari.
Adanya
rancangan atau kurikulum formal dan tertulis merupakan ciri utama pendidikan di
sekolah. Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan sekolah dan bagian
yang tidak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.
Kurikulum
mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum
mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan. Menurut Mauritz Johnson (1967, hal. 130) kurikulum “prescribes (or
at leas anticipates) the result of instruction”. Kurikulum juga merupakan suatu
rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan
urutan isi, serta proses pendidikan.
B.
Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
Dalam
upaya melaksanaan pendidikan nasional, pemerintah bersama masyarakat telah
berusaha melakukan pembinaan dalam berbagai aspek, antara lain melalui program
pembinaan dan pengembangan kurikulum dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Pembinaan
kurikulum pendidikan nasional khususnya pendidikan dasar dan menengah, Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud dalam makalahnya pada Konvensi Nasional
di IKIP Bandung 26-29 Juli 1988 menjelaskan beberapa kebijaksanaan, pokok
pendidikan dasar dan menengah dalam hubungannya dengan pembinaan dan
pengembangan kurikulum. Kebijaksanaan tersebut antara lain:
1. Meningkatkan
pembudayaan sikap hidup dan prilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil
serta sehat jasmani dan rohani.
2. Meningkatkan
mutu kemampuan, kecerdasan, keterampilan, rasa pecaya diri serta menumbuhkan
sikap dan prilaku yang inovatif dan kreatif peserta didik dalam mewujudkan
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
3. Meningkatkan
relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi serta kebutuhan
pembangunan.
4. Meningkatkan
efesiensi dan efektivitas pengelolaan untuk menjamin teracapainya tujuan
pendidikan.
Adapun
langkah-langkah kebijaksaan pembangunan pendidikan dasar dan menengah, kususnya
dalam upaya pembinaan dan pengembangan kurikulum, adalah sebagai berikut:
1. Dalam
rangka meningkatkan pembudayaan sikap hidup sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
ditempuh langkah-langkah:
a. Melanjutkan
usaha pendidikan Pancasila yang meliputi peningkatan p4, Pendidikan Moral
Pancasila (PMP), Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dengan upaya
penyempurnaan materi, metode penyajian dan evaluasi.
b. Peningkatan
pendidikan agama pada setiap jenjang dan jenis pendidikan, antara lain melalui
pengadaan buku dan sarana penunjang lainnya dalam rangka meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Meningkatkan
pembinaan kesiswaan melaui jalur OSIS, latihan kepemimpinan siswa.
2. Dalam
rangka meningkatkan mutu kemampuan, kecerdasan, dan keterampilan peserta didik,
ditempuh langkah-langkah:
a. Pemantapan
kurikulum pada tingkat pendidikan dasar dan menengah melalui penyempurnaan
bahan/materi pelajaran untuk lebih meningkatkan relevansi pendidikan.
b. Penyempurnaan
metode atau alat untuk lebih meningkatkan minat dan peranan siswa dalam proses
belajar mengajar.
c. Meningkatkan
kualififkasi tenaga kependidikan melalui penataran.
3. Dalam
rangka meningkatkan relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu dan
tekhnologi, ditempuh langkah-langkah:
a. Memantapkan
pelaksanaan kurikulum muatan lokal bagi SD sesuai dengan keadaan daerah
lingkungan.
b. Melanjutkan
pengadaan alat dan ruang keterampilan.
c. Pendidikan
kejurusan terus di tingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan potensi sumber
daya dan kebutuhan daerah melalui pendidikan/latihan.
4. Dalam
rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan, ditempuh
dengan langkah-langkah:
a. Peningkatan
koordinasi antar satuan kerja pengelolaan pendidikan
b. Peningkatan
efesiensi dan efektivitas pengelolaan yang meliputi unsur-unsur perencanaan,
pelaksanaan program serta peningkatan sistem informasi.
C.
Pembinaan Kurikulum Pendidikan Dasar
a)
Kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK)
1. Tujuan
Tujuan
pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional,
yang terdiri atas:
a) Meletakkan
dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta
yangg diperlukan anak untuk hidup di lingkungan masyarakat.
b) Memberikan
bekal kemampuan dasar untuk memasuki jenjang Sekolah Dasar.
c) Memberikan
bekal untuk mengembangkan diri sesuai dengan azas pendidikan sedini mungkin dan
seumur hidup.
2. Materi, pendekatan proses belajar
mengajar dan penilaian
Aspek-aspek
yang dikembangkan di TK mencakup kepribadian, bahasa, kecerdasan, jasmani,
sosial emosional dan moral. Aspek tersebut dikembangkan melalui bidang
pengembangan, yaitu;
a) Pendidikan
moral pancasila
b) Kemampuan
berbahasa
c) Pengetahuan
d) Daya
cipta
e) Jasmani
dan Kesehatan
Sistem
penyajian belajar di TK menggunakan prinsip belajar sambil bermain atau bermain
sambil belajar. Dengan demikian seluruh kegiatan pengembangan anak di TK
dilaksanakan melalui kegiatan bermain dengan menggunakan metode belajar mengajar
yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan anak.
Di
samping dalam pelaksanaannya guru diberi kebebasan, untuk memilih metode
belajar mengajar dan sarana belajra yang sesuai. Dengan memilih metode yang
bervariasi akan membantu guru untuk mencapai tujuan yang optimal.
b) Kurikulum Sekolah Dasar (SD)
1. Tujuan
Tujuan
pendidikan Sekolah Dasar merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional yang
terdiri atas:
a) Mendidik
siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu
membangun dirinya sendiri.
b) Memberikan
bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke
tinngkat yang lebih tinggi.
c) Memberi
bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat.
2.
Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian.
a)
Materi sudah di sederhanakan/dipilih materi yang esensial.
b)
Pendidikan diuasahakan berorientasi kepada lingkungan.
c) Kurikulum Sekolah Luar Biasa (SLB)
1. Tujuan
a) Sesuai
dengan tujuan Pendidikan Nasional, maka pendidikan bagi anak cacat juga
berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti serta
memperkuat kepribadian.
b) Tujuan
umum Sekolah Luar Biasa, sebagaimana ditetapkan dalam kurikulum agar
lulusannya:
a. Memiliki
sifat dan dasar sebagai warrga negara yang baik.
b. Sehat
jasmani dan rohaninya.
c. Memiliki
pengetahun, keterampilan dan sikap yang diperlukan.
2.
Materi pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Mengingat
jenis kecacatan, tetap diperlukan pemberian pengetahuan dan keterampilan khusus
sebagai kebutuhan sebagai kebutuhan khusus.
Pelaksanaan
kurikulum Sekolah Luar biasa memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak
didik untuk memperoleh pendidikan yang lebih sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
menurut kelainan dan keutuhan lingkungan serta pembangunan nasional. Waktu yang
diperlukan dalam pelaksanaan kurikulum tersebut bergantung pasa jenis kecacatan/berkelainan.
D.
Pembinaan Kurikulum Pendidikan Menengah
a) Kurikulum SMP
1. Tujuan
Tujuan
pendidikan SMP merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional yang terdiri
atas:
a) Mendidik
siswa untuk menjadi manusia pembangunan sebagai
waraga Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
b) Memberikan
bekal kemampuan yang diperlukan siswa untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke
lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
c) Memberikan
bekal kemampuan dasar untuk memasuki kehidupan di masyarakat.
2. Materi, pendekatan proses belajar
mengajar dan penilaian
Proram
pemdidikan pada kurikulum SMP terdiri ataas:
a) Program
Pendidikan Umum, terdiri atas bidang studi: Pendidikan Agama, Pendidikan
Jasmani, Pendidikan Kesenian, Pendidikan Moral Pancasila.
b) Program
Pendidikan Akademis, terdiri atas bidang studi: Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Bahasa Daerah, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Matematika.
c) Program
Pendidikan Keterampilan. Program ini hanya satu bidang studi yaitu bidang studi
pendidikan keterampilan, yang wajib diikuti oleh semua siswa.
Penilaian
dilakukan secara berkesinambungan, terus-menerus dan berencana. Penilaian
meliputi proes belajar dan hasil belajar, serta cara penilaian dilakukan dengan
memanfaatkan berbagai bentuk, baik tulisan, lisan maupun perbuatan.
b) Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama
1. Tujuan
a) Mendidik
siswa agar menjadi manusia seutuhnya berdasarkan Pancasila.
b) Memberikan
kemampuan siap kerja kepada siswa sebagai tenaga kerja tingkat pelaksana sesuai
dengan kemampuannya untuk berperan secara aktif dalam masyarakat.
c) Memberikan
bekal kepada siswa guna mengembangkan dirinya, baik untuk memperdalam atau
mengembangkan keterampilan kejuruannya.
2.
Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Mata
Pelajaran Dasar Kejuruan (MPDK) terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang nama
dan bobotnya sesuai dengan keperluan untuk mendukung program pilihan yang
bersangkutan.
Proses
belajar mengajar lebih banyak mengacu pada bagaimana siswa belajar, memperhatikan kecepatan belajar siswa.
Penilaian
dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus untuk keperluan peningkatan
proses maupun hasil belajar.
c) Kurikulum SMA
1. Tujuan
a) Memberikan
bekal kemampuan bagi siswa yang akan terjun ke dunia kerja.
b) Memberikan
bekal kapada siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
2.
Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
a)
Program Inti
Program
inti dalam kurikulum SMA mencakup mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan
Moral Pancasila, Bahasa dan Sastra Indonesia, Geografi, Olahraga, Seni,
Matematika, Biologi, Fisika, Kimia dan Bahasa Inggris.
b)
Program Khusus
Terdiri
atas 2 jenis:
1. Program
A adalah program yang dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan yang diperlukan
untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi, antara lain: Program
ilmu-ilmu fisika, Program ilmu-ilmu biologi, Program ilmu-ilmu sosial, dan
Program pengetahuan budaya.
2. Program
B adalah program yang di maksudkan sebagai sarana untuk menampung minat dan
bakat siswa untuk mendalami berbagai bidang kehidupan di masyarakat.
Proses
belajar mengajar dilaksanakan dengan lebih banyak mengacu kepada bagaiman
seoarang bealajar. Kegiatan penilaian terutama diarahkan pada upaya untuk
menentukan seberapa jauh tujuan-tujuan maupun proses belajar mengajar.
d)
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
Tingkat Atas (SMKTA)
1. Tujuan
a) Memberikan
bekal kemampuan siap kerja kepada siswa, sebagai tenaga kerja tingkat menengah
sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh dunia kerja
b) Memberikan
bekal kepada siswa guna mengembangkan dirinya untuk memperdalam keterampilan
kejuruannya.
2.
Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Program
pendidikan SMKTA yaitu program pendidikan yang berorientasi pada pekerjaan yang
berkaitan dengan:
a. Bidang
rekaya disebut Kelompok Rekayasa
b. Bidang
usaha dan perkantoran disebut Kelompok Usaha dan Perkantoran
c. Bidang
kesehatan dan masyarakat disebut Kelompok Kesehatan dan Kemasyarakatan
d. Bidang
kerumahtanggaan disebut Kelompok Kerumahtanggaan
e. Bidang
seni budaya disebut Kelompok Budaya
E.
Permasalahan Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah menghadapi 2 masalah pokok, yaitu:
1. Permasalahan
yang berkaitan dengan kurikulum tertulis
Yang dimaksud dengan kurikulum tertulis
adalah seperangkat pengaturan, seperti: landasan program, Garis-garis Besar
Program Pengajaran (GBPP) yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan
belajar mengajar. Masalah yang dihadapi adalah:
a. Kurikulum
selalu tertinggal dari kemajuan ilmu dan tekhnologi
b. Kurikulum
sulit mengadakan antisipasi terhadap perkembangan kehidupan masyarakat yang
selalu berubah
c. Sulitnya
penyusunan kurikulum yang standar karena perbedaan tingkat mutu
pendidikan/kecerdasan antar daerah
d. Tidak
mudah memilih materi kurikulum yang tepat untuk mendukung berbagai tujuan yang
telah ditetapkan sesuai kemampuan dan perkembangan jiwa anak
2. Permasalahan
yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum
a. Besarnya
sasaran pembinaan pendidikan dasar dan menengah tidak mudah mencukupi keperluan
sarana/alat pendukung untuk melaksanakan kurikulum, antara lain buku kurikulum,
buku pelajaran, alat peraga.
b. Kurangnya
jumlah dan mutu tenaga supervisi serta fasilitas pendukung
c. Sistem
penataran guru dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk melaksakan kurikulum
pendidikan nasional belum mantap
d. Belum
terciptanya kondisi yang kondusif yang memberi kemungkinan para pelaksana
pendidikan untuk melaksakan tugasnya secara kreatif, inofatif dan bertanggung
jawab.
Untuk menangani permasalahan tersebut,
maka diambil langkah-langkah kebijaksaan sebagai berikut:
1. Kurikulum
pendidikan nasional harus menjamin
terselenggaranya sistem pendidikan yang dapat:
a. Memperkokoh
kesatuan dan persatuan bangsa
b. Mempersiapkan
warga negara untuk dapat melaksanakan hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai
warga negara
c. Mewujudkan
budaya bangsa dan memperkuat identitas nasional
d. Menumbuhkan
kemampuan nasional untuk mengembangkan ilmu dan tekhnologi
e. Meningkatkan
mutu kehidupan dan lingkungan masyarakat Indonesia
2. Kurikulum
pendidikan nasional memperhatikan tingkat perkembangan jiwa, kecerdasan peserta
didik.
3. Perlu
diciptakan sistem informasi yang dapat mengkomunikasikan perkembangan
pelaksanaan kurikulum pada berbagai daerah di seluruh tanah air.
4. Mencukupi
fasilitas pendukung pelaksana kurikulum, baik oleh masyarakat maupun
pemerintah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kurikulum
mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum
mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan. Menurut Mauritz Johnson (1967, hal. 130) kurikulum “prescribes (or
at leas anticipates) the result of instruction”. Kurikulum juga merupakan suatu
rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan
urutan isi, serta proses pendidikan.
langkah-langkah
kebijaksaan pembangunan pendidikan dasar dan menengah, kususnya dalam upaya
pembinaan dan pengembangan kurikulum, adalah sebagai berikut:
1. Dalam
rangka meningkatkan pembudayaan sikap hidup sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
2. Dalam
rangka meningkatkan mutu kemampuan, kecerdasan, dan keterampilan peserta didik.
3. Dalam
rangka meningkatkan relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu dan
tekhnologi.
4. Dalam
rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.
Langkah-langkah
yang di laksanakan dalam menangani permasalahan kurikulum:
1. Kurikulum
pendidikan nasional harus menjamin
terselenggaranya sistem pendidikan Meningkatkan mutu kehidupan dan lingkungan
masyarakat Indonesia
2. Kurikulum
pendidikan nasional memperhatikan tingkat perkembangan jiwa, kecerdasan peserta
didik.
3. Perlu
diciptakan sistem informasi yang dapat mengkomunikasikan perkembangan
pelaksanaan kurikulum pada berbagai daerah di seluruh tanah air.
4. Mencukupi
fasilitas pendukung pelaksana kurikulum, baik oleh masyarakat maupun
pemerintah.
B.
Saran
Sebagai
seorang pendidik, harus mampu mengembangkan kurikulum dalam pendidikan dengan
sebaik-baiknya. Karena kurikulum merupakan syarat mutlak bagi sebuah
pendidikan. Disamping itu, komponen-komponen utama dalam kurikulum juga harus
di perhatikan, mulai dari tujuan, bahan ajar, metode, alat dan penilaian disusun
secara sistematis.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Hamalik,
Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana,
Nana. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: CV
Sinar Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar