21 April 2011

Faidza Faraghta Fanshab


#sŒÎ*sù |Møîtsù ó=|ÁR$$sù ÇÐÈ   4n<Î)ur y7În/u =xîö$$sù ÇÑÈ

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586], dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al-Insyirah (94) : 7-8)

Ujian Nasional (UN) telah berakhir dengan meninggalkan catatan-catatan penting dalam setiap kali pelaksanaannya. Catatan itu sesunguguhnya banyak yang sama dengan catatan tahun-tahun sebelumnya, bukan menjadi bahan pelajaran akan tetapi malah semakin menjadi. Namun, disini saya tidak akan membahas tentang catatan pelaksanaan Ujian Nasional yang telah terlaksana.

Jika kita lihat penjadwalan tahapan Ujian bagi siswa Tahun Pelajaran 2010/2011 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya Ujian Sekolah dan Ujian Praktik dilaksanakan pasca Ujian Nasional, maka tahun ini seluruh Ujian tersebut dilaksanakan sebelum Ujian Nasional. Jadi secara otomatis ketika mereka menyelesaikan Ujian Nasional hampir tidak aktivitas lagi di sekolah untuk siswa kelas 3 SMP/MTs dan SMA/SK/MA.


Lalu, jika demikian apa yang seharusnya dilakukan oleh para siswa yang telah usai melaksanakan Ujian Nasional, menunggu hasil UN adalah sebuah kepastian tentunya. Tapi, dalam masa inilah perlu kita yakinkan kepada para siswa, bahwa proses yang dilaksanakan belum berakhir, karena sebuah kesuksesan berbanding lurus dengan kesuangguhan usaha, dan keberhasilan mereka akan dapat diraih jika mereka menjalani proses situ sebaik mungkin.

1.    Tak Ada Kata ‘Menunggu’
Jika ada yang bertanya pekerjaan apakah yang paling membosankan ? menunggu adalah jawaban yang paling banyak orang utarakan. Lalu, mengapa pekerjaan yang membosankan begitu banyak orang melakukannya ? nah, pertanyaan kedua ini pasti banyak sekali jawabannya.
Ya, tak ada kata menunggu. Menunggu adalah perbuatan yang penuh dengan kesia-siaan, menunggu adalah pekerjaannya para penggerutu, dan menunggu adalah sensasinya para pengangguran. Mari kita alihkan pandangan kita dari menunggu kepada pengharapan, dari menanti kepada aktualitas diri dan dari menunggu kepada penciptaan kesempatan.
Hasil Ujian Nasional akan dikeluarkan pada bulan Mei atau Juni mendatang, jika kita hanya dihadapkan pada kata menunggu tanpa berbuat apapun maka sebenarnya kita telah mempersiapkan kegagalan yang akan kita petik.
Jadi, jangan pernah ada kata Menunggu, tapi teruslah berbuat. jangan pernah ada kata menanti, tapi tingkatkan partisipasi ibadah kita pada Allah, senantiasa gantungkan harapan kita hanya pada-Nya, karena semua bermuara kepada-Nya.

2.    Hukum Totalitas
Kerjakan tanpa sisa atau tinggalkan tanpa cela’ itulah yang menjadi prinsip orang yang mengabdikan dirinya dengan penuh kesungguhan dan totalitas. Ya, totalitas adalah sebuah keniscayaan bagi mereka yang merindukan kesuksesan, totalitas merupakan senjata ampuh para pengusung idealisme, dan totalitas adalah cara termudah menuju cita-cita.
Dalam beberapa percakapan seringkali saya sampaikan tentang celoteh kondisi pemuda Indonesia saat ini, bahwa kaum muda Indonesia saat ini adalah orang yang rajin masak dan rajin makan, tapi malas saat bagian cuci piring. Ya, pemuda Indonesia saat ini biasanya punya konsep yang bagus dan brilian, melakukan pekerjaannya dengan cekatan pula, namun sayang ketika evaluasi jarang yang hadir dan bahkan enggan atau tidak melakukan evaluasi.
Menyikapi hal itu, maka totalitas membutuhkan 3 syarat dalam prosesnya, pertama adalah pada tahap persiapan, kedua adalah pada tahap pelaksanaan dan yang terakhir adalah evaluasi. Totalitas tidak hanya Nampak pada kegigihan ketika kita berusaha, tapi totalitas juga terlihat ketika kita meraih hasil yang telah didapatkan, apakah hasilnya sesuai atau tidak, hal tersebut tidak akan mempengaruhi orang-orang yang memiliki jiwa totalitas dalam segi aktivitasnya.
Kemudian, apakah kita telah totalitas dalam mempersiapkan UN, sudahkan kita habis-habisan dalam mengerjakan setiap soal yang ada pada UN, jika sudah maka anda termasuk orang yang beruntung dan anda tengah mempersiapkan diri menjadi orang yang tegar, serta perlu diingat pula bahwa semua yang dilakukan telah tercatat balasannya bagimu sebagaimana sabda Nabi Saw. “ ... ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidak akan pernah menimpamu dan apa yang telah ditetapkan menimpamu tidak akan pernah luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu selalu mengiringi kesabaran, jalan keluar selalu mengiringi cobaan dan kemudahan itu selalu mengiringi kesusahan.”

3.    Tak Ada Kata ‘Gagal’
“Wahai hamba-hambaKu, semua itu perbuatan kalian yang Aku hitungkan untuk kalian, kemudian Aku membalasnya kepada kalian. Maka barang siapa mendapatkan kebaikan, hendaklah ia memuji Allah, dan barang siapa mendapatkan selain itu, hendaklah ia tidak mencela kecuali dirinya sendirinya.” (HR. Muslim)
Hadits Qudsi yang diriwayatkan Imam Muslim r.a. dari Abu Dzar Al-Ghifari ditas mengisyaratkan kepada kita bahwa apapun yang kita raih adalah sesuai dengan yang kita lakukan. Jika kita menuai keberhasilan maka hendaklah kita memuji Allah dengan ucapan Alhamdulillah, namun jika kita mendapatkan apa yang tidak sesuai dengan keinginan yang kita harapkan maka hendaklah kita tidak menyalahkan siapa-siapa, tidak mencari kambing hitam untuk dipersalahkan, kecuali diri kita sendiri yang harus ditelusuri kesalahan dan kekurangannya.
Yang menarik dari sanad hadits diatas adalah disana tidak terdapat kata ‘keburukan’ sebagai lawan dari kata ‘kebaikan’ tetapi menggunakan kalimat ghaira dzalik  yang artinya selain dari kebaikan, apakah itu keburukan atau kegagalan. Ini memberikan pelajaran bagi kita untuk selalu mengungkapkan kalimat-kalimat positif, karena kalimat positif adalah penguat langkah dan peneguh azam.
Sepakat apa yang yang disampaikan oleh Alfa Edison “Saya tidak pernah gagal, karena saya menemukan cara-cara baru dan belajar hal-hal baru dalam penelitian saya” tak ada kalimat ‘Trial and Error’ yang ada adalah ‘Trial and Learn’ dan saya katakan bahwa saya tak percaya pada kegagalan yang saya yakini adalah pembelajaran menuju kesuksesan seperti yang disampaikan Alfred kepada Bruce Wyne (Bat Man) “anda tahu kenapa kita jatuh, agar kita belajar untuk bangkit”.
So, jangan ada kata GAGAL dalam kamus kita, karena hidup diperuntukan hanya bagi para pemenang dan yang berfikiran menang dan menang. Jikapun kita dinyatakan TIDAK LULUS ketika hasil UN diumumkan, maka lngit belum runtuh, matahari belum redup dan Allah masih bersama kita.

4.    Dua Sayap Menuju Cinta-Nya
Elang adalah salahsatu makhluk Allah yang dikaruniai sayap, ia punya dua sayap yang dapat membawanya mengangkasa dan menjelajah penjuru dunia, mengitari tempat yang ia suka dan merambah arah kemanapun yang ia inginkan.
Begitupun manusia, sesungguhnya Allah memberikan ‘dua sayap’ kepada kita agar dapat menjelajahi kehidupan ini dengan anggun dan penuh dengan kesahajaan. Sabar dan syukur adalah dua sayap yang akan menerbangkan kita menuju angkasa cinta-Nya, yang akan melabuhkan kita di pantai bahagia-Nya, dan yang akan mengantarkan kita pada galaksi kasih-Nya.
Dengan sabar menjadikan hidup lebih bermakna dan dengan syukur akan menjadikan hidup tertata. Sabar dan syukur mengajarkan kita tetap ingat akan qadha dan qadar-Nya, bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak akan mendatangkan manfaat dan madharat kecuali atas kehendak Allah semata, sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam Hadits Qudsi dari Abul Abbas Abdulloh bin Abbas rodhiAllahu ‘anhuma beliau berkata: Suatu hari aku berada di belakang Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam Lalu beliau bersabda , “Nak, aku akan ajarkan kepadamu beberapa patah kata: Jagalah Allah, Niscaya Dia akan senantiasa menjagamu. Bila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika semua umat manusia bersatu padu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu, dan jika semua umat manusia bersatu padu untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu. Pena telah diangkat dan catatan-catatan telah mengering.” (HR Tirmidzi Dia berkata , “Hadits ini hasan shohih”)
Maka bersyukurlah ketika dalam surat hasil kelulusan UN nanti kita dinyatakan LULUS dan bersabarlah ketika nanti kita dinyatakan TIDAK LULUS. Karena lulus dan tidak lulus tak berbeda jika kita tak pernah mengambil ibrah darinya.

5.    Muhasabah
Dari Allah kembali kepada Allah. Apapun yang telah terjadi, apapun yang telah berlalu semestinya menjadi cermin untuk hari esok. Kebaikan adalah bagi mereka yang setiap harinya semakin meningkat keimanan dan penghayatan keagamaannya.
Marilah kita renungkan kembali samapi mana kita melangkah, sejauh mana kita telah berjalan. Apakah langkah yang telah tertempuh banyak meninggalkan kebaiakna atau sebaliknya, apakan jalan yang kita lalui telah lurus dengan-Nya ataukah sering menyimpang.
Muhasabah memberikan kita ruang untuk berbenah, untuk menjadikan segalanya lebih indah, agar membuat setiap persoalan menjadi lebih mudah, dan setiap pekerjaan kita bernuasa ibadah serta berkah.

Ujian Nasional telah usai dilaksanakan, faidza faraghta fanshab “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” bukan berarti kita mesti berleha-leha dan bersantai ria. Inilah saatnya untuk akselerasi kualitas pribadi kita. Isilah masa-masa pengumuman kelulusan itu dengan penuh pengharapan kepada Allah, jika mungkin saat sekolah dan belajar kita kurang memperhatikan orang tua kita, maka perbanyaklah kita meminta do’a dari mereka dan lebih banyak lagi berbakti kepada mereka, isilah dengan lebih banyak bersedekah, buatlah nadzar untuk sebuah keberhasilan, lebih seringlah bersilaturahmi kepada sahabat dan saudara, bangunlah di sepertiga malam dan ungkapkan kehadirat-Nya segala keluh kesah dan cita-cita kita.
4n<Î)ur y7În/u =xîö$$sù ÇÑÈ

“dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Al-Insyorah : 8)

Akhirnya, apapun yang nanti tercantum dalam surat atau pengumuman kelulusan Ujian Nasional, sesungguhnya kita telah siap menerima keputusan dan hasilnya. Jika merasa belum siap, maka siapkanlah dari saat ini dan detik ini.

Jika Allah menakdirkan kita untuk LULUS maka bersyukurlah dengan memuji-Nya, adapun jika tidak maka bersabarlah. Raju Rasthogi dalam film3 Idiots mengatakan “Jika aku Lulu maka itu adalah atas kemampuanku, dan jika tidak, tidak akan menjadi masalah.” Mengapa ia mengatakan begitu, karena ia telah mempersiapkan dirinya untuk menerima berbagai keadaan, bagaimanapun dan seperti apapun keadaan yang akan melandanya.

Wallahu A’lam …

Tidak ada komentar: