7 April 2011

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


BAB 3
PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM

A. Konsepsi Umum Pendidikan 

1.    Pengertian dan Hakikat Kepemimpinan
Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi kepemimpinan :
  • Tannenbaum, Weschler, & Massarik (1961) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
  • Ralp M. Stogdill (1950) Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan).
  • George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17) Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  • Rauch & Behling (1984) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
  • Katz & Kahn (1978) Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
  • Hemhill & Coon (1995) Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
  • William G.Scott (1962) Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
  • Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
  • Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups. Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.
  • Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
  • P. Pigors (1935) Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.
  • Kartini Kartono (1994 : 48) Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan-peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
  • John W. Gardner (1990) Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
  • Duben (1954) Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
 Dari beberapa definisi diatas pada dasarnya mengandung kesamaan asumsi yang ebrsifat umum, yaitu :
(1)   Didalam suatu dfenomena kelompok melibatkan satu orang atau lebih,
(2)   Didalam melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang sengaja (intentional influence) digunakan oleh pemimpin kepada bawahan.
Sedangkan dalam hal ini penulis berpandangan bahwa kepemimpinan merupakan suatu aktivitas seseorang dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara terintegrasi untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi, melalui proses sistematis dan melibatkan atau adanya dukungan orang lain yang bersifat mengikuti atau melaksanakan perintah, arahan, dorongan serta larangan kepada anggota organisasi

2.      Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi Kependidikan
Seorang pemimpin dapat digambarkan sebagai orang yang bekerja sesuai dengan kebutuhan waktu, dan sangat terlatih untuk mencari dan menganalisis informasi secara berkesinambungan. Para manajer yang mempunyai sifat interpreneur membangun sebuah koalisi dari pendukung para rekan sejawat, dan kemudian ditambah dengan para atasan. Para manajer mempunyai cara untuk memperoleh informasi melalui pesan-pesan tertulis, pesan lisan atau pertemuan yang direncanakan.

3.      Kepemimpinan dan Masalah Visi/Misi Organisasi
Setiap organisasi harus memiliki visi dan misi, bahkan itulah yang dibuat pertamakali. Misi merupakan alat yang tak ternilai untuk mengarahkan perumusan strategi dan pelaksanaan strategi. Ia adalah common thread yang menyatukan seluruh aktivitas organisasi (Wheelen & Hunger, 1990).
a)      Misi
Misi berbeda dengan cita-cita. Cita-cita sangat umum dan sering abstrak, sulit untuk direalisasikan tetapi titik tolak untuk merumuskan misi. Misi yang layak adalah menghindari pernyataan mission imposible. Dengan misi yang penuh inspirasi itu, pihka-pihak terkait akan dapat mendukungnya. Misi hendaknya berbeda dnegan misi organisasi serupa yang lain, sehingga mempunyai khas dan dapat menumbuhkan l’spirit de corps.
b)      Misi Organisasi
Dalam merumuskan misi seringkali dianggap mudah, padahal misi sebuah organisasi diperlukan koordinasi yang baik dan mampu memotivasi setiap orang yang akan melaksanakan misi tersebut. Artinya misi organisasi harus senantiasa disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan dan bukan merupakan ekspresi emosionla pimpinan puncak dalam pencapaian suatu tujuan organisasi, melainkan harus masuk kedalam sanubari aetiap pengelola lembaga tersebut.
c)      Proses permumusan misi
Bryson (1988) menyarankan misi hendaknya dirumuskan oleh suatu kelompok dan bukan oleh seseorang. Sebelum kelompok mulai bekerja, perlu dilakukan semcam polling atau mengjukan beberap pertanyaan pada orang-orang dilingkungan organisasi. Selanjutnya dilakukan analisis kondisi secara tepat selaras dengan kebutuhan.
Salusu memberikan saran sederhana bagaimana langkah-langkah dalam proses perumusan misi itu adalah :
(1)    Tunjuklah seseorang yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan semua pesa, hasrat, keinginan baik formal maupun non formal, dari seluruh unsur didalam dan luar organisasi;
(2)    Kelompok pembuat analisis harus membuat semacam catatan-catatan yang dapat menjelaskan makna yang tertulis;
(3)    Rumuskan secara bersama-sama melalui diskusi dan kesepakatan;
(4)    Jika pernyataan misi sudah disepakati, maka pernyataan itu harus dijadikan acuan dalam landasan identifikasi isu-isu strategis, merumuskan strategi yang efektif dan menyiapkan visi keberhasilan dan juga dapat memecahkan konflik diantara anggota kelompok;
(5)    Setelah rumusan misi dapat difahami di tingkat tertentu, maka harus dikukuhkan dan disosialisasikan kepada semua anggota organisasi.
d)      Visi Organisasi
Hegelson (1991:34) menjelaskan ”Bagaimana rupa yang seharusnya dari suatu organisasi kalau ia berjalan dengan baik. Misis belum menjelaskan bagaimana rupa organisasi itu kalau sudah berhasil, inilah tugas visi”. Untuk menggambarkan visi keberhasilan diperlukan keberanian melihat masa depan yang selalu penuh dengan rintangan.oleh karena itu diperlukan kerja kera, disiplin yang tinggi, dan senantiasa mengomunikasikan misi ke semua pihak organisasi dan hal ini menjadi tugas dan kewajiban pucuk pimpinan organisasi.

Dari pernyataan diatas terdapat satu catatan penting bahwa persepsi berkenaan dengan visi dan misi organisasi harus difahami dan dihayati sehingga setiap komponen organisasi dapat melaksanakan peran dan fungsi tugas yang dilandasi visi tersebut.

4.      Kepemimpinan dan Fungsi Memotivasi
Motivasi dalam kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting, karena ini adalah indikator untuk menggambarkan proses keberhasilan atau tercapainya misi dan visi sebuah organisasi. Karena dnegan motivasi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam fungsi kepemimpinan, tidak cukup dengan memberikan intruksi atau arahan saja melainkan harus bisa menjanjikan penghargaan atas setiap kinerja yang telah dilakukan.
Motivasi kerja dapat didefinisikan ”sebagai kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan prilaku” ada tiga hal yang perlu difahami dalam motivasi kerja, yaitu :
a)      apakah ada tenaga manusia untuk berprilaku,
b)      apakah prilaku itu harus ada penghubung,
c)      apakah prilaku tersebut harus dipelihara.

5.      Model-model Kepemimpinan
a)      Pendekatan ciri terhadap kepemimpinan; Mengidentifikasi cirri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti pengambil dua pendekatan, yaitu ; (a) mereka berusaha membandingkan ciri-ciri orang yang tampil sebagai pemimpin dengan yang tidak; (b) mereka membandingkanciri pemimpin efektif dengan yang tidak efektif.
b)      Pendekatan prilaku terhadap kepemimpinan; Ketika pemimpin yang efektif yang kelihatannya tidak mempunyai ciri-ciri khusus, para peneliti berusaha mengisolasi karakteristik prilaku pemimpin.
c)      Pendekatan fungsi kepemimpinan; Supaya dapat beroperasi secara efektif, sebuah kelompok membutuhkan seseorang untuk menjalani dua fungsi utama yang bertalian dengan tugas ( pemecahan masalah), dan fungsi pembinaan kelompok (social), manjamin bahwa para individu merasa dihargai oleh suatu kelompok.
d)      Pendekatan kontingensi terhadap kepemimpinan; Ada empat jenis kepemimpinan kontingensi yang terkenal, yaitu ; Teori Situasional, Teori situasi kerja dan Teori alur tujuan terhadap kepemimpinan.
e)      Pendekatan kekuatan; French dan Raven mengidentifikasi lima dasar atau type kekuatan, yaitu ; (a) kekuatan yang dilegalisasi; (b) kekuatan penghargaan; (c) kekuatan Paksaan; (d) kekuatan ahli; dan (e) kekuatan rujukan.

6.      Berbagai Pendekatan dalam Studi Kepemimpinan
Ada tiga masalh pokok utama kepemimpian, yaitu ; (1) bagaimana seseorang dapat menjadi pemimpin; (2) bagaimana cara pemimpin itu berprilaku; (3) apa yang membuat pemimpin itu berhasil. Hamper seluruh penelitian kepemimpinan dapat dikelompokkan kedalam empat macam pendekatan, yaitu :
a)      Pendekatan pengaruh kewibawaan (power influence approach) yang bersumber dari Legitinate Power, Coersive Power, Reward Power, referent power, dan expert power.
b)      Pendekatan sifat (the trait approach)
c)      Pendekatan prilaku (the behavior approach), dan
d)      Pendekatan situasional (situational approach)

7.      Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Menurut Ardi fungsi kepemimpinan yaitu :
a)      membantu terciptanya suasana persaudaraan,
b)      kerjasama dengan penuh kebebasan,
c)      saling membatu dalam suatu kelompok,
d)      bertanggungjwab dalam mengambil keputusan dan bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
Sedangkan menurut Wahjosumidjo fungsi-fungsi kepemimpinan ialah :
a)      membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan,
b)      mengomunikasikan gagasana kepada orang lain,
c)      menciptakan perubahan secara efektif didalam penampilan kelompok,
d)      menggerakan orang lain

8.      Syarat-syarat Kepemimpinan
a)      Hal-hal yang menjadi syarat-syarat kepemimpinan yang ada di sini adalah:
(1)   Technikal skill, ( kecakapan spesifik dalam proses, prosedur/teknik, atau percakapan khusus dalam menganalisis hal-hal khusus dan penggunan fasilitas.
(2)   Human skill, (kecakapan pemimpin secara efektif dan kerjasama), dan
(3)   Conceptual skill, yaitu kemampuan seorang pemimpin melihat organisasi sebagai satu kesatuan dari keseluruhan.
b)      Adapun yang termasuk pengetahuan professional ialah :
(1)   Mengetahui terhadap tugas
(2)   Mengetahui hubungan kerja dengan berbagai unit
(3)   Mempunyai wawasan khusus organisasi dan bijaksana
(4)   Memiliki perasaan rill untuk semangat
(5)   Mengetahui lay out fisik bangunan, dan
(6)   Mengetahui pelayanan yang tersedia untuk dirinya dan bawahannya.
c)      Yang termasuk keterampilan professional ialah :
(1)   Mengidentifikasi diri sebagai agen perubahan
(2)   Mempercayai kepada orang lain
(3)   Memiliki sifat pemberani
(4)   Bertindak atas dasar system nilai
(5)   Meningkatkan kemampuan secara terus menerus
(6)   Memiliki kemampuan menghadapi hal yang rumit, dan
(7)   Mamiliki visi ke depan.
d)      Pemimpin organisasi yang sukses harus memiliki kriteria-kriteria dibawah ini, yaitu :
(1)   Mempunyai kecerdasan yang lebih
(2)   Mempunyai emosi yang stabil
(3)   Mempunyai keahlian dalam menghadapi manusia
(4)   Mempunyai keahlian untuk mengorganisir bawahannya, dan
(5)   Mempunyai kondisi fisik yang sehat dan kuat.

9.      Gaya Kepemimpinan
Menurut Wahjosumidjo (2002) mengenai gaya kepemimpian, masing-masing memiliki cirri-ciri pokok, yaitu :
a)      Prilaku Instruktif (komunikasi satu arah)
b)      Prilaku Konsultatif (mempunyai intruksi yang cukup besar)
c)      Prilaku Partisipatif (control atas pemecahan masalah)
d)      Prilaku Delegatif (pemimpin mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan bawahannya).

B. Kepemimpinan dalam Perspektif Islam

1.      Konsepsi Umum Kepemimpinan Islam
Pada dasarnya dalam Al-Qur’an dan Hadits tidak pernah membedakan jenis-jenis kepempinan dan atau bentuk-bentuk kepemimpinan, karena idealnya dalam Islam seorang pemimpin suatu organisasi atau masyarakat ia pun bertindak sebagai pemimpin dalam masalah agama. Adapun dalam perkembangannya kita mendengar ada formal leader dan informal leader adalah terdapat dalam teori manajemen modern.
Kendati demikian, dalam beberapa hadits ditemukan beberapa pembedaan antara umara (yang kita kenal sebagai pemimpin formal) dan ulama (yang kita kenal sebagai pemimpin informal). Diantara hadits tersebut ialah : ”Ada dua kelompok manusia, jika keduanya baik maka masyarakat semuanya akan baik, dan jika keduanya rusak, maka rusak pula seluruh masyarakat. Mereka adalah para ulama dan umara.” (H. R. Ibnu Abdillah).

2.      Syarat-syarat Kepemimpinan Islam
a)      Kuat aqidahnya, sebagaimana firman Allah :
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu angkat jadi pemimpinmu orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan diantara orang-orang yang diberi kitab sebelummu dan orang-orang yang kafir” (Q.S. Al-Maidah : 57)
b)      Adil dan Jujur, sebagaimana firman Alloh :
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang menegakkan (kebenaran) karena Allah. Menjadi saksi dnegan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk brelaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.” (Q.S. Al-Maidah : 8)
c)      Mencintai dan mengutamakan kepentingan rakyat sebagaiman sabda Nabi Saw. ”sebaik-baik pemimpin adalah orang-orang yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian. Mereka mendo’akan kalian dan kalian juga mendo’akan mereka. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian, mereka kalian kutuk dan mereka pun mengutuk kalian”. (H.R. Muslim)
d)      Mampu menumbuhkan kerjasama dan soliditas sesama umat
Artinya : ”dan saling tolong menolonglah kalian dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa. Dan janganlah kalian tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (Q.S. Al-Maidah: 2)
e)      Bersikap terbuka dan sanggup mendengarkan pendapat serta ide orang lain sebagaimana firman Allah :
Artinya: ”Orang-orang yang mendengarkan perkataan orang lain, kemudian mengikuti (pendapat) mana yang lebih baik, mereka itulah yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang berakal.” (Q.S. Az-Zumar :18)
f)       Pemaaf dan memiliki jiwa toleransi yang tinggi, Allah berfirman :
Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl : 126)

3.      Petunjuk Menjadi Pemimpin yang Baik
a)      menjunjung tinggi sikap musyawarah Allah berfirman
Artinya : ”Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka” (Q.S. Asy-Syura : 38)
b)      Membuat kebijaksanaan dan perintah yang baik dan benar Allah berfirman:
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (Q.S. Annisa : 59).
Dari Nabi saw. beliau bersabda: ”Kewajiban seorang muslim adalah mendengar dan taat dalam melakukan perintah yang disukai atau pun tidak disukai, kecuali bila diperintahkan melakukan maksiat. Bila dia diperintah melakukan maksiat, maka tidak ada kewajiban untuk mendengar serta taat.” (Shahih Muslim No. 3423)
c)      Memiliki pengetahuan yang memadai, sebagaimana dalam Hadits ”Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” (H.R. Al-Bukhari).
d)      Iklhas, Allah berfirman :
Artinya : ”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S. Al-Bayyinah : 5)
e)      Bertanggungjawab, sebagaimana dalam Hadits ”Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjwaban kepemimpinannya.” (H. R. Bukhari).
f)       Tidak berlaku boros dan melampaui batas, Allah berfirman
Artinya : ”Dan janganlah kamu mematuhi pimpinan yang melampaui batas, yang membuat kerusakan dimuka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (Q.S. Asy-Syu’ara : 151-152).

Tidak ada komentar: